Arti Penting Ushul ’Isyirin (20 Prinsip dalam Memahami Islam) Hassan Al~Banna Dalam Kehidupan Muslim di Masa Kontemporer

, by Unknown

(By: Rizki Hernanda)



            Ushul ’Isyirin merupakan 20 prinsip yang dihimpun oleh Syaikh Hassan rahimanullah. Prinsip ini bukanlah hal yang baru dalam Islam, akan tetapi merupakan perspektif Hassa Al-Banna mengenai bingkai pemahaman Islam yang komprehensif dan keluasan khazanah intelektual peradaban Islam itu sendiri. Meskipun belum memahami secara mendalam mengenai prinsip-prinsip tersebut namun ana telah mendapat gambaran yang luar biasa dalam memahami Islam dan segala persoalan yang berkaitan dengan penerapan ajaran Islam di dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu menurut ana pribadi sebenarnya prinsip-prinsip hasil rangkuman Ustadz Hassan Al-Banna sangat penting sekali untuk dipelajari oleh setiap muslim agar kelak memiliki pengetahuan yang luas mengenai Islam secara utuh.
            Jika dikaitkan problematika Ummat Islam yang sering terjadi di sekitar kita tentunya banyak sekali contoh-contoh perilaku ataupun ajaran-ajaran yang secara kasat mata dianggap biasa namun bila kita kaji lebih teliti berdasarkan ajaran islam yang menyeluruh ternyata dalam perilaku dan ajaran tersebut banyak sekali kesalahan-kesalahan atau hal yang menyimpang dari Islam. Terkadang kesalahan ini tidak disadari oleh para pelaku dan kadang pula mereka mengetahui itu salah namun tetap melakukannya karena dianggap sudah menjadi tradisi sejak zaman nenek moyang. Selain adanya tradisi lampau juga diikuti dengan perkembangan zaman, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam pola kehidupan masyarakat Tradisional dan kehidupan masyarakat modern sering menjadi problem di dalam kehidupan beragama.  
            Seiring perkembangan zaman, maka ummat Islam pun turut mengalami perkembangan. Tidak hanya ummat Islam di suatu negara namun perkembangan juga terjadi secara global termasuk di negeri Indonesia tercinta.
            Indonesia memang merupakan salah satu negeri yang memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia dan dengan jumlah yang banyak itu ternyata tidak seluruhnya dapat mengamalkan Islam sesuai dengan prinsip-prinsp yang ada. Sistem Islam pun belum dapat menyeluruh dan menyentuh seluruh kehidupan segi kehidupan, dikarenakan adanya pluralisme dalam kehidupan masyarakat. Adapun penyebab utama memudarnya nilai-nilai Islam di negeri ini antara lain yaitu, terbatasya ilmu tentang Islam, pola pemikiran yang beragam antar kelompok, dan kebudayaan masyarakat setempat.
Keterbatasan ilmu mengenai ajaran Islam seringkali disebabkan karena kurangnya kesadaran  serta keinginan masyarakat untuk mendalami ajaran Islam. Padahal untuk mempelajari Islam, kita tidak harus mengelurakan banyak waktu dan biaya karena Islam itu dapat dipelajari dimana dan kapan saja. Salah satunya kita dapat mendalami  Islam melalui tafsir Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah dan buku-buku Islam. Selain itu kita juga dapat mendalami prinsip-prinsip atau hukum-hukum Islam melalui majelis taklim ataupun forum-forum kajian Islam namun diharapkan jangan sampai salah tempat mengingat saat ini telah banyak  berkembang aliran-aliran sesat yang mengatasnamakan Islam.
Keterbatasan ilmu tentang Islam juga seringkali menjerumuskan masyarakat ke dalam pandangan-pandangan Islam keliru karena mereka terpedaya dengan pola pemikiran-pemikiran yang berkembang di sekitar mereka. Adakalanya mereka hanya imma’ah (ikut-ikutan) dalam memahami benar pemikiran yang mereka adopsi tersebut. Hal ini juga sering menjadi penyebab perselisihan antar kelompok  karena masing-masing menganggap bahwa pemikiran serta ajaran mereka telah mutlak kebenarannya.  
Oleh karena itu sangat penting sekali bagi setiap muslim untuk hendaknya mengetahui hakekat Islam yang sebenarnya dengan memahami prinsip-prinsip mengenai nilai-nilai Islam agar dapat melindungi kita dari pemikiran yang keliru dan menjaga kita kesatuan umat. Selain itu prinsip-prinsip ushul isyirin ini juga dapat membimbing serta memberikan petunjuk bagi kita dalam menghadapi kontroversi pendapat yang terjadi dalam jemaah cara utamanya dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah.
Adanya pola pemikiran yang beragam antar kelompok juga tidak dapat terlepas dari pengaruh budaya  masyarakat setempat. Kita memang tidak dapat memungkiri bahwa negeri kita tercinta merupakan negeri yang penuh dengan kemajemukan serta keaneragaman suku bangsa dan budaya. Bahkan tidak sedikit masyarakat di setiap daerah tetap berusaha mempertahankan ciri khas suku bangsanya dengan melestarikan adat istiadat yang mereka miliki meski mereka kini hidup di era globalisasi dan modernisasi. Namun hal itu tetap menjadi keharusan bagi mereka karena telah menjadi warisan budaya suku bangsa mereka dari masa ke masa.
            Masyarakat Indonesia juga sejak dahulu memang dikenal akan warisan budayanya. Kebudayaan yang diwariskan merupakan hasil akulturasi dari berbagai budaya yang pernah ada yakni antara budaya Islam, Hindu-Buddha, bahkan dari masa  Pra Aksara (Animisme dan Dinamisme). Semua unsur budaya tersebut kini menyatu dan dapat kita lihat secara nyata bukti-bukti dari akulturasi budaya tersebut misalnya seperti tradisi pemakaman, tradisi upacara adat pernikahan, upacara sekaten di Yogyakarta, tadisi ziarah kubur dan pemujaan terhadap makam raja atau tokoh masyarakat, tradisi upacara, pengistimewaan terhadap benda-benda yang dianggap keramat dan sebagainya. Meskipun ada yang menganggap bahwa ritual-ritual tersebut dilaksanakan dengan tujuan yang baik, tetapi seringkali tata cara dalam pelaksanaan dinilai menyalahi nilai-nilai ajaran Islam bahkan dapat dikategorikan termasuk perbuatan syirik sebab diantaranya ada yang sampai menyekutukan Allah sebagai satu-satunya yang Maha pemberi pertolongan dengan benda-benda pusaka (jimat) atau bertawassul dengan berdoa kepada arwah tokoh-tokoh yang dianggap suci dan kepercayaan-kepercayaan lainnya yang menyimpang dari aqidah Islam. Permasalahan ini tentunya dapat diatasi dengan kita berpegang teguh kembali pada prinsip-prinsip Islam.
            Dilihat dari berbagai problematika ummat Islam yang sering terjadi di masa kontemporer, maka sudah jelas bahwa kita sangat dianjurkan untuk memahami kembali nilai-nilai Islam melalui prinsip-prinsip ajaran Islam sebagaimana yang telah dikemukan oleh Ustadz Syaikh Hassan Al-Banna. Jika orang-orang Islam  di luar sana belum ada keinginan untuk mempelajarinya sendiri secara langsung maka ini pun menjadi tugas kita bersama sebagai pengemban dakwah dengan secara perlahan menanamkan prinsip-prinsip Ushul ’Isyirin tersebut di dalam kehidupan mereka. Hal ini tentu harus dimulai dari kehidupan kita secara pribadi agar nantinya kita juga dapat mengajak saudara-saudara kita yang lain dalam mengamalkan prinsip-prinsip Ushul ’Isyirin.  Semoga Allah meridhoi dan memudahkan ^__^ (kiki)

0 komentar:

Posting Komentar